Pertama, kitab ini menjelaskan kepada orang Yahudi asal mula hari raya Purim (kata 'pur' berarti 'undi' - 3:7; 9:26-27).
Kedua, kitab ini menunjukkan kesia-siaan kepercayaan pada takhayul sebagai penuntun hidup. Cara demikian (3:7, 13) hanya membawa malapetaka besar, bahkan maut, kepada mereka yang menjalankannya (bandingkan 6:13).
Ketiga, Kitab ini menunjukkan bahwa Allah Israel adalah Allah yang tertinggi atas seluruh manusia dan segala bangsa. Walaupun umat pilihan Allah tinggal jauh dari negeri asal mereka, namun Allah tetap berkuasa dan dapat menyelamatkan mereka dari segala ancaman atau bahaya.
Keempat, kitab ini menunjukkan bahwa walaupun dalam kedaulatanNya Tuhan sedang bekerja untuk melaksanakan kehendakNya, namun manusia tetap bertanggung jawab dan harus mengambil bagiannya. Maka, Mordekhai menggunakan kedudukannya di pintu gerbang Istana dengan bijaksana, sedangkan Ester memberanikan diri untuk bertindak demi penyelamatan bangsanya, dan dengan cara demikian kehendak Allah terlaksana. Walaupun nama Tuhan tidak pernah disebutkan dalam kitab ini, hal itu hanya membuktikan dengan lebih jelas bahwa Allah berdaulat setiap waktu dan bertindak melalui orang yang percaya kepadaNya (4:14b).
(dari buku "Pembimbing pada Pengenalan Perjanjian Lama")