Fransiskus menemukan banyak ilham dari keadaan-keadaan di sekitar kelahiran Yesus. "Dia mengucapkan kata-kata yang menarik perhatian berkaitan dengan kelahiran sang Raja miskin dan kota Kecil Betlehem". Dia sering menyebut Yesus "Anak Bethlehem" dan dikatakan tentangnya, "Sang Anak, Yesus, sudah dilupakan dalam hati banyak orang; tetapi melalui karya anugerahNya, dia dihidupkan kembali melalui hambaNya, St. Fransiskus. Maka "Kelahiran sang Anak, Yesus, diperingati oleh Fransiskus dengan hasrat tak terkatakan yang melebihi peringatannya atas semua perayaan yang lain, dengan mengatakan bahwa itu adalah perayaan di atas segala perayaan, karena pada kejadian yang dirayakan tersebut, Allah, sesudah menjadi bayi mungil, berpaut pada dada manusia".
Sekalipun sentralitas salib jelas terdapat dalam iman dan kehidupan Fransiskus, dia menggabungkan dalam hati dan pikirannya inkarnasi dan penyaliban, Kristus dalam palungan dan Kristus pada salib, karena dia melihat keduanya sebagai wujud kerendahan hati dan kemiskinan ilahi, yang benar-benar ingin dia teladani dengan sungguh-sungguh. Dia yakin dirinya diamanatkan untuk mengabarkan tentang Kerajaan Allah, melayani kaum papa, mengabaikan harta duniawi, dan bahkan tanpa pakaian cadangan.
Ini tidak berarti bahwa dia menolak atau bahkan merendahkan dunia material atau berkat-berkat yang baik dari Pencipta yang baik. Sebaliknya, dia terkenal karena memuji-muji ciptaan Allah, dengan menyebut mereka sebagai "saudara" dan menemukan sukacita dalam hubungan-hubungan ini. Karya, "Canticle of the Sun" masih merupakan ungkapan pujian yang indah, tentu saja bukan terhadap alam melainkan terhadap Allah atas alam semesta. Sepertinya Dia tidak melihat dikotomi antara pengakuan atas dunia material sebagai pemberian Allah dan penolakan untuk memiliki benda-benda materi.
(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")