Kamis, 07 Maret 2013

John Stott: Tafsiran 2 Timotius 1:1 (2)

2 Timotius 1:1: "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus".

Paulus kemudian memaparkan kerasulannya dari dua segi, mengingatkan Timotius baik kepada sumber maupun sasarannya.

Sumber kerasulannya adalah kehendak Allah. Kata-kata yang sama dipakainya (dia thelematos theou) pada permulaan - baik dari kedua suratnya ke Korintus maupun dari kedua suratnya dari penjara kepada orang-orang Efesus dan Kolose. Memang di dalam 9 dari 13 suratnya, antara lain suratnya yang pertama (kepada orang-orang Galatia) dan suratnya yang terakhir (surat kepada Timotius ini), ia menunjuk kepada 'kehendak' atau 'panggilan' atau 'perintah Allah yang menjadikan dia rasul. Keyakinannya yang tak tergoyahkan sejak awal sampai akhir kehidupannya selaku rasul ialah bahwa pengangkatannya sebagai rasul bukan datang dari gereja, bukan juga dari orang atau kelompok orang. Ia juga bukan mengangkat dirinya. Tapi pengangkatannya sebagai rasul bersumber dari kehendak Allah yang kekal dan dari panggilan historis Allah yang Mahakuasa melalui Yesus Kristus.

Sasaran kerasulannya adalah berkaitan dengan 'janji kehidupan yang ada dalam Yesus Kristus'. Artinya, ia diberi mandat sebagai rasul pertama-tama adalah untuk merumuskan isi Injil dan kemudian mengkomunikasikannya. Dan Injil itu adalah berita baik bagi orang-orang berdosa yang takluk kepada maut, bahwa Allah telah menjanjikan kepada mereka kehidupan dalam Yesus Kristus. Agaknya tepat sekali jika rasul Paulus dengan maut di depan matanya, merumuskan Injil itu justru sebagai 'janji kehidupan'. Sebab memang demikianlah Injil itu. Injil menawarkan kehidupan kepada manusia - kehidupan yang sejati yang kekal - di dunia ini dan kelak sesudahnya. Injil memaklumkan bahwa hidup kini adalah di dalam Kristus. Sang Juruselamat yang tidak hanya mengatakan bahwa Dia lah hidup itu (Yoh. 14:6) melainkan seperti yang segera akan dipaparkan Paulus - bahwa Ia benar-benar telah mematahkan kuasa maut dan oleh Injil telah mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa (10).

Injil tidak hanya menawarkan hidup sebagai suatu kemungkinan, tapi juga menjanjikan hidup sebagai kenyataan kepada semua orang yang percaya kepada Kristus. Injil tegas mengatakan 'Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup' (1 Yoh. 5:12). Memang dapat dikatakan bahwa ALkitab seutuhnya pada hakikatnya adalah suatu janji Ilahi akan hidup, mulai dari ucapan pertama tentang 'pohon kehidupan' dalam Kejadian 3 sampai bab terakhir Wahyu, di mana dikatakan bahwa umat Allah yang telah diselamatkan akan makan dari pohon kehidupan dan minum dari air kehidupan dengan cuma-cuma. Hidup yang kekal itu adalah karunia Allah yang telah dijanjikan berabad-abad yang lampau oleh Allah yang tidak berdusta dan sekarang diberitahukan melalui pemberitaan Injil (bnd ay 9-10; Tit. 1:2-3; Rm 1:1-2).

Jadi demikianlah cara Paulus memperkenalkan diri. Ia adalah rasul Kristus Yesus. Kerasulannya adalah oleh kehendak Allah dan nyata dalam pemberitaan Injil Allah yaitu 'janji kehidupan yang ada di dalam Kristus Yesus'.

(dari buku "2 Timotius")