Rabu, 20 Maret 2013

John Stott: Fransiskus Asisi & Anak Bethlehem (1)

Pada tahun 1926, peringatan hari kematian St. Fransiskus yang ketujuh ratus, ada sekitar dua juta peziarah mengunjungi Asisi, tempat kelahirannya di Italia. Pada saat itu Paus Pius XI secara resmi menegaskan sebutan tak resmi Fransiskus sebagai "Alter Christus" (Kristus Kedua) karena dia dianggap begitu menyerupai Dia.

Apakah yang mengilhami Fransiskus untuk menjalani suatu kehidupan yang benar-benar miskin dan sederhana? Sebagian karena ajaran Yesus - panggilanNya untuk menyangkal diri dan amanat misiNya kepada kedua belas muridNya. Namun secara khusus, teladan Yesus lah yang Fransiskus rindukan untuk dia teladani dengan ketat dan harfiah. Fransiskus menganggap kelahiran Yesus dalam sebuah palungan merupakan pernyataan tertinggi dari kemiskinan Anak Allah bebankan pada diriNya sendiri.

Tiga atau empat abad berlalu sesudah kelahiran Kristus sebelum Natal menikmati posisi yang pasti dalam penanggalan gereja Barat dan umat Kristen secara teratur merayakannya. Ini mungkin disebabkan sebagian karena suatu kebingungan. Orang membicarakan tentang Kristus yang mengendarai sebuah kereta melintasi langit bagaikan dewa matahari. Bahkan, karena umat Kristen di Barat beribadah pada hari Minggu dan sering berpaling ke arah timur untuk melakukannya, banyak orang kafir menyangka bahwa orang Kristen adalah penyembah matahari. Baru pada abad keempat gereja Barat mulai merayakan tanggal 25 Desember - hari jadi dewa matahari pada saat matahari berada pada jarak terjauh dari katulistiwa pada musim dingin, hari terpendek dalam setahun - sebagai kelahiran Kristus.


bersambung...

(dari buku "Kristus Yang Tiada Tara")