Jumat, 15 Maret 2013

Sinclair Ferguson: Carilah Dulu Kerajaan Allah

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Mat. 6:33).

Kekuatiran tidak akan pernah dapat diatasi dengan cara mendapatkan sesuatu lebih dari pada sebelumnya. Kekuatiran hanya dapat di atasi dengan adanya keyakinan akan pemeliharaan Sang Raja. Karena itulah kerinduan kita yang paling utama seharusnya adalah hidup di bawah otoritas Allah sebagai sang Raja serta mengusahakan pelebaran KerajaanNya dengan segala daya upaya yang memungkinkan baik secara moral, sosial maupun geografis; juga sebagai pribadi, batiniah maupun rohaniah. Ketika kita memusatkan hati kita kepada kebenaranNya yang melingkupi seluruh hidup kita, kita akan memiliki prioritas yang tersusun sedemikian rupa, hingga kemudian kita dapat menemukan dua kebenaran sebagai berikut:

Yang pertama, semua kebutuhan kita akan dipenuhi olehNya. Ia belum pernah mengabaikan seorang pun dari anak-anakNya.

Yang kedua, banyak hal yang tadinya kita pikirkan kita butuhkan, ternyata kemudian kita sadari tidak benar-benar kita butuhkan dan bahkan tidak lagi kita inginkan. Akhirnya, sebagai ganti kekuatiran, kita menemukan suatu kepenuhan hidup.

Kita hidup dalam zaman yang serba tidak pasti dan mengkuatirkan. Aspek kehidupan yang bersifat paling mendasar, kadang bahkan seperti berada di tepi jurang kehancuran. Merasa kuatir mungkin memang bukanlah hal yang aneh. Tetapi mengapa kita harus merasa kuatir, bila Allah yang menjadi Penguasa segala sesuatu telah menjadi 'Bapa kita'? Bila Ia telah berjanji untuk memenuhi semua kebutuhan kita, maka tidaklah rasional ataupun beralasan untuk merasa kuatir.

Bila sesudah mendengarkan pengajaran Yesus, kita tetap merasa kuatir, maka mungkin kita belum benar-benar mengenalNya atau kita belum sungguh-sungguh mempercayaiNya. Itu kesalahan kita sendiri, bukan kesalahanNya. Karena kenyataannya, Dia bukan saja mendiagnosa penyebab kekuatiran, melainkan juga telah menyediakan obatnya. Ia sendirilah obat kekuatiran tersebut. Sudahkah saudara disembuhkanNya?

(dari buku "Khotbah di Bukit")