Doa adalah percakapan jiwa dengan Allah. Di dalamnya kita memanifestasikan atau menyatakan kepada Allah, penghormatan dan cinta kepada kesempurnaan IlahiNya, syukur kepada semua belas kasihanNya, pengakuan dosa kita, pengharapan kita akan kasih pengampunanNya, ketundukkan kita kepada otoritasNya, keyakinan kita akan pemeliharaanNya, keinginan kita untuk berkenan kepadaNya, dan untuk kebutuhan-kebutuhan berkat pemeliharaan dan berkat rohani yang diperlukan oleh kita dan orang lain.
...
Doa mengasumsikan yang pertama adalah bahwa Allah itu berpribadi (personality of God). Hanya suatu pribadi yang dapat mengatakan "Saya" dan disebut "Engkau"; hanya pribadi yang dapat menjadi subyek dan obyek dari aksi intelektual, dapat memahami dan menjawab, dapat mengasihi dan dikasihi dan bercakap-cakap dengan orang lain. Bila Allah hanyalah sebuah nama untuk kuasa yang tidak dikenal, atau untuk tatanan moral dari alam semesta, maka doa menjadi irasional dan tidak mungkin.
bersambung...
(dari buku "Systematic Theology" Vol. III)