Ada kebenaran-kebenaran yang umum diterima semua orang Kristen sejati seperti Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel, Pengakuan Iman Athanasius dan lain-lain. Dalam hal kebenaran umum dalam kekristenan sejati ini, semua orang Kristen sejati apalagi hamba Tuhan tentu menerimaNya. Kecuali orang Kristen pura-pura yang tidak percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan-Juruselamat satu-satunya dan tidak menerima Alkitab sebagai firman Allah.
Namun demikian, di dalam hal-hal yang lebih mendetil, orang Kristen dan terutama hamba-hamba Tuhan dapat masuk ke dalam aliran-aliran teologi tertentu yang dianggap paling konsisten dengan Alkitab. Hal ini tidak dapat dihindarkan. Ada banyak hamba Tuhan yang melayani dalam lembaga para-church (lembaga misi, lembaga mahasiswa, dll) yang bersifat inter-denominasi. Menurut thefreedictionary.com "denomination" adalah "a large group of religious congregations united under a common faith and name and organized under a single administrative and legal hierarchy" (sebuah grup besar jemaat agama yang disatukan di bawah satu iman, nama dan organisasi yang sama di bawah hirarki legal administratif tunggal). Kalau begitu, denominasi berarti satu sinode gereja. Jadi, interdenominasi adalah lintas gereja.
Meskipun demikian, interdenominasi tidak boleh lintas teologi. Banyak lembaga misi yang memilih satu aliran teologi seperti Injili, Baptis, dan lainnya. Organisasi pelayanan mahasiswa dunia "International Fellowship of Evangelical Students" adalah organisasi yang berteologi Injili yang salah satu pemimpin terpenting sepanjang sejarah adalah John Stott. Jadi, lebih baik ada posisi teologis tertentu dari pada bersembunyi di balik topeng "Alkitabiah". Menerima satu posisi teologis tertentu memang ada resiko. Tapi seperti pernikahan, kita menerima kelebihan juga kekurangan pasangan kita. Di sini, kita tidak menjadi "playboy". Semoga...