Sabtu, 10 November 2012

Allah Tidak Suka Ibadah Yang Kacau!

Allah dengan jelas menyatakan tidak menghendaki ibadah yang kacau melainkan ibadah yang teratur atau tertib. Ibadah yang kacau adalah ibadah di mana setiap orang melakukan apa yang ia pandang benar, apa yang ia suka. Dengan demikian, dalam ibadah tersebut, sebenarnya ia sedang menghina Tuhan, bukan sedang menyembah Tuhan.

Pertama, Allah Tritunggal bukanlah Allah yang kacau melainkan satu Allah dalam tiga pribadi yang harmonis, yang indah. Kita melihat adanya pembagian tugas. Misalnya Bapa mencipta, Anak menebus, Roh Kudus mewahyukan. Tetapi dalam penciptaan, Bapa, Anak dan Roh Kudus bersama-sama terlibat. Contoh lain, berdoa kepada Bapa, dalam nama Yesus oleh kekuatan Roh Kudus. Adanya pembagian tugas merupakan contoh bahwa Allah adalah Allah yang teratur.

Kedua, Allah melaksanakan karya-karyanya dalam keteraturan. Kita bisa melihat penciptaan yang demikian teratur. Setelah manusia jatuh dalam dosa saja, keteraturan alam semesta masih terlihat. Misalnya Tata Surya di mana planet-planet mengelilingi matahari dengan aturan-aturan tertentu seperti berputar dalam lintasan elips. Lihat juga tubuh manusia yang simetris (sebelah kiri dan kanan seimbang) dan proporsional (besarnya kepala sesuai dengan tubuh).

Ketiga, Allah memberikan aturan bagi hidup manusia. Setelah orang Israel bebas dari perbudakan Mesir maka Allah mengatur hubungan mereka dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama.

Keempat, Allah memberikan aturan dalam ibadah dalam Hukum Taurat yang demikian ketat. Hal ini membuktikan, Allah tidak menghendaki ibadah yang kacau.

Kelima, dalam gereja Perjanjian Baru, Allah menyatakan itu dengan jelas bahwa Ia tidak menghendaki kekacauan melainkan ibadah yang sopan dan tertib. 1 Korintus 14:33: "sebab Allah tidak menghendaki kekacauan tetapi damai sejahtera". Juga dalam 1 Korintus 14:40: "Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur".

Jadi, ibadah yang kacau bukan sedang menyembah Tuhan malah sedang menghina Tuhan.