Ada satu elemen lain yang biasanya juga dimasukkan dalam gambar dan rupa Allah yaitu kerohanian. Allah adalah Roh maka wajar jika kita beranggapan bahwa elemen kerohanian ada juga dalam diri manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Keadaan seperti inipun juga diindikasikan dalam kisah penciptaan: "Allah menghembuskan ke dalam lubang hidungnya, nafas hidup; dan manusia menjadi makhluk yang hidup" (Kej. 2:7). "Nafas hidup" adalah prinsip dasar kehidupan, dan "makhluk hidup" adalah keberadaan dasar manusia.
Jiwa dilekatkan dan dimasukkan ke dalam tubuh tetapi jika memang diperlukan dapat juga hidup tanpa tubuh. Berdasarkan pendapat ini, dapat kita katakan bahwa manusia adalah makhluk spiritual, sebagaimana terkandung dalam gambar dan rupa Allah. Dalam kaitan dengan hal ini kemudian timbul satu pertanyaan, apakah tubuh manusia juga membentuk satu bagian dari gambar dan rupa Allah itu. Tampaknya memang jawaban atas pertanyaan ini adalah "ya".
Alkitab mengatakan bahwa manusia - bukan sekedar jiwa manusia - diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dan manusia, "makhluk yang hidup" itu tidaklah lengkap tanpa tubuh. Lebih jauh lagi Alkitab menyebut pembunuhan sebagai penghancuran atas tubuh "Mat. 10:28) dan juga penghancuran atas gambar dan rupa Allah (Kej. 9:6). Kita tidak perlu mencari gambar dan rupa Allah dalam substansi material dari tubuh; gambar dan rupa Allah itu lebih ditemukan dalam tubuh sebagai alat yang cocok untuk ekspresi diri jiwa tersebut. Bahkan juga tubuh ditetapkan untuk menjadi dalam akhir suatu tubuh rohaniah, yaitu suatu tubuh yagn sepenuhnya diatur oleh roh, suatu alat yang sempurna bagi jiwa.