Berhati suci berarti tidak membiarkan sesuatupun menghalangi pandangan kita terhadap Kristus.
Dia adalah Tuhan dan Juruselamat yang agung, tetapi pandangan kita terhadap hal-hal yang agung dapat sama sekali dikaburkan bilamana hal-hal yang remeh berada pada jarak yang terlalu dekat dengan mata kita. Jadi, masalahnya bukanlah terletak pada seberapa pentingnya sesuatu hal itu pada dirinya sendiri, tetapi seberapa dekat kita mengarahkan pandangan kita terhadapnya.
Kita telah melihat bahwa dunia ini tidak memiliki sesuatu apapun yang dapat dibandingkan dengan Yesus Kristus dan semua yang Ia tawarkan kepada kita. Tetapi, bila kita terlalu erat memegang dunia ini dan semua yang ada di dalamnya, kita tidak akan lagi dapat melihat Kristus dan kemuliaanNya dengan jelas. Nilai dunia ini telah berkembang jauh melebihi kelayakannya. Mula-mula kita berkompromi, lalu tersandung, sebelum akhirnya terjatuh.
Pengajaran Yesus ini memperlengkapi kita dengan suatu pertanyaan sederhana untuk menguji ketahanan kekristenan kita. Seberapa jelas kita telah melihat Allah beserta seluruh kemuliaanNya? Apakah kita telah melihatnya sejelas yang seharusnya? Ataukah sebaliknya. Dia terlihat begitu samar dan sulit dijangkau? Apakah kita memelihara ketajaman penglihatan kita terhadapNya dengan cara berserah penuh kepadaNya? Sudahkah kita berhati suci?
(dari buku "Khotbah di Bukit")