Rabu, 21 November 2012

Anthony Hoekema: Sejarah = Wujud Rencana Allah (2)

Karena itu, meskipun benar bahwa Allah menyatakan diriNya di dalam Alkitab, yang tidak lain adalah firmanNya, kita tidak boleh lupa bahwa Ia menyatakan diriNya, terutama di dalam peristiwa-peristiwa sejarah sebagaimana telah dicatat di dalam Alkitab. Pewahyuan, dengan kata lain, muncul melalui tindakan maupun kata-kata. Sebuah tindakan perlu ditafsirkan sebelum beritanya dipahami. Itu sebabnya, Allah mewahyukan diriNya melalui keduanya, "tindakan" dan "kata-kata" - melalui tindakan-tindakanNya yang nyata sebagaimana dijelaskan di dalam kata-kataNya.

Dengan demikian, sebagai contoh, hanya peristiwa keluaran sebagaimana dijelaskan oleh para penulis PL yang merupakan pewahyuan dari kuasa penebusan dan kasih Allah Israel yang dalam rangka memenuhi janji dan menjawab doa bangsa Israel, telah melepaskan umatNya dan perbudakan di Mesir.

Sejauh ini kita hanya memfokuskan diri pada "sejarah suci" di mana kita melihat bahwa sejarah di dalam kategori ini merupakan pernyataan diri Allah dan segala rencanaNya. Namun demikian, oleh karena "sejarah merupakan kunci bagi makna di dalam sejarah secara keseluruhan (karena merupakan inti penggambaran relasi antara Allah dan manusia), dan karena semua sejarah ada di bawah penguasaan dan pengarahan Allah, kita dapat berkata bahwa seluruh sejarah merupakan pewahyuan Allah.

Hal ini tidak berarti bahwa sejarah dan beritanya dapat dipahami dengan secara jelas. Kebenaran seringkali terselubung, dan sebaliknya kesalahan merajalela. Sementara sejarah terus bergulir, seringkali sulit bagi kita untuk sungguh-sungguh mengerti apa yang hendak Allah katakan kepada kita melalui berbagai peristiwa yang terjadi.

Sejauh ini, cukup bagi kita untuk selalu mengingat bahwa sejarah - khususnya sejarah penebusan - menyatakan diri Allah dan segala rencanaNya.

(dari buku "Alkitab dan Akhir Zaman")