Orang Kristen mengalami aniaya demi kebenaran, oleh karena kesetiaan mereka kepada Kristus. Kesetiaan sejati kepadaNya akan menimbulkan pertentangan di dalam hati mereka yang hanya berpura-pura melakukannya. Kesetiaan akan membangkitkan kesadaran mereka dan hanya akan meninggalkan dua kemungkinan yaitu sungguh-sungguh mengikut Kristus atau justru sungguh-sungguh membungkamNya. Satu-satunya cara yang sering mereka gunakan untuk membungkam Kristus adalah dengean membungkam hambaNya, dan penganiayaan dalam segala bentuknya itulah yang akan menjadi akibatnya.
Kita telah melihat sebelumnya bahwa Injil membuahkan suatu gaya hidup yang bercirikan kebenaran. Dalam prakteknya, ini akan berarti adanya integritas yang mutlak baik di rumah, di tempat kerja, maupun di waktu senggang. Tetapi, integritas tersebut sekaligus menjadi suatu tantangan moral untuk dapat menjadi tidak tertarik lagi kepada dunia, dan tantangan ini bukannya menjadi lebih kecil pada zaman kita hidup ini.
Melakukan sesuatu yang dilakukan semua orang bukan hanya akan mengacaukan hati nurani dunia ini yang memang sudah tumpul itu. Terlebih lagi hal itu akan menimbulkan kejengkelan serta menyebabkan perasaan muak dan bahkan juga kemarahan hebat.
Kita menjadi pengikut dari sang Juruselamat yang tersalib. Dengan demikian, kita tidak perlu merasa heran bila harus menghadapi nyala api siksaan (1 Pet. 4:12). Sebaliknya kita hendaknya belajar bersukacita sebab kita telah dianggap layak untuk menderita bagi nama Kristus (Kis. 5:41).
(dari buku "Khotbah di Bukit")