Rabu, 31 Oktober 2012

Anthony Hoekema: Pentingnya Pertobatan (1)

Ssangat menarik untuk diperhatikan bahwa Perjanjian Baru dimulai (Mat. 3:2) dan diakhiri (Why. 3:19) dengan panggilan untuk bertobat. Fakta ini membuat William D. Chamberlain, di dalam studinya yang sangat bagus berjudul "The Meaning of Repentance", di situ ia menulis, "Fakta penting bagi tujuan kita adalah bahwa pesan pertama dan terakhir yang digoreskan dalam Perjanjian Baru adalah pertobatan. Ini merupakan pesan yang paling universal di dalam Perjanjian Baru, bahkan lebih universal daripada hal Kebangkitan. Adalah sangat bernilai untuk melihat di dalam terang fakta ini bahwa kepercayaan akan kebangkitan inilah yang memungkinkan penyampaian khotbah. Pertobatan memberikan tujuan bagi khotbah Kristen".

Untuk memperlihatkan arti penting pertobatan ini, marilah kita melihat sejumlah ayat-ayat yang membahas hal tersebut. Baik Yohanes Pembaptis maupun Yesus memulai pelayanan umum mereka dengan khotbah, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" (Mat. 3:2; 4:17). Pesan utama di dalam Khotbah di Bukit adalah bahwa untuk dapat memasuki kerajaan sorga, orang harus bertobat dari perbuatan dosa mereka, mengubah cara berpikir mereka seutuhnya dan berupaya mengikuti perintah Yesus.

Setelah kebangkitanNya, ketika Yesus muncul di hadapan murid-muridNya, Dia membuka pikiran mereka sehingga mereka dapat mengerti Alkitab, dan berkata kepada mereka, "ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga, dan lagi: dalam namaNya, berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem" (Luk. 24:46-47). Maka, mengkhotbahkan pertobatan merupakan tujuan dari penderitaan dan kebangkitan Yesus.

(dari buku "Diselamatkan oleh Anugerah").