Surat ini adalah surat Paulus yang mengandung paling banyak urusan. Ia melihat sejumlah pokok permasalahan dan menjawabnya satu demi satu. Ia memiliki dua sumber informasi utama tentang situasi jemaat dan sangat mungkin ia menjawab keduanya sesuai urutan.
Di awal surat ia menyoroti pertikaian yang ia dengar dari keluarga Kloe (1:11). Baru di akhir surat ia menyebutkan utusan jemaat yang terdiri dari Stefanus, Fortunatus, Akhaikus (16:17). Cukup adil jika kita mengasumsikan Paulus mulai menulis setelah dari keluarga Kloe ia mendengarkan laporan tentang adanya pertikaian, perzinahan antar anggota keluarga dan orang Kristen yang mencari keadilan pada orang tak beriman. Semua ini ia bahas di enam pasal pertama 1 Korintus.
Meskipun tidak pasti, bisa jadi ia waktu itu belum menerima surat yang jemaat Korintus tuliskan, yang mungkin di bawah oleh ketiga utusan itu. Paulus menjawab pertanyaan mereka tentang isu-isu praktis seperti relasi seksual, makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala, kekacauan dalam ibadah publik, karunia rohani, kematian dan kebangkitan.
Tidak pasti apakah problem kebangkitan diajukan oleh jemaat Korintus sendiri ataukah dikemukakan orang lain, tetapi tema-tema lain merupakan jawaban Paulus bagi pertanyaan mereka (ia memulai pokok bahasan baru dengan frasa "dan sekarang tentang...").
Di 1 Korintus 4:17-21, Paulus memberitahu jemaat tentang datangnya Timotius yang akan mengingatkan mereka pada apa yang telah ia ajarkan. Ia juga menyatakan harapan untuk segera mengunjungi mereka yang ia ulangi di pasal 16. Kita juga melihat bahwa di saat menulis surat ini, Paulus sedang merencanakan pengumpulan bantuan bagi orang kudus di Yerusalem, dan melalui 1 Korintus ia mau menggalang dukungan bagi orang Korintus (16:1-4).