Jika mematikan dosa adalah karya Roh Kudus semata-mata, mengapa ini menjadi kewajiban yang diamanatkan untuk dilakukan oleh orang percaya? Sedikitnya dua jawaban untuk pertanyaan ini:
Pertama, sebagaimana karya Roh Kudus dalam mengaruniakan anugerah dan berbagai pekerjaan baik, mematikan dosa bukanlah karya yang dilakukan Roh Kudus secara eksklusif. Roh Kudus adalah pemberi setiap anugerah dan pekerjaan baik, namun orang percayalah yang melakukan anugerah ini dan yang mengerjakan perbuatan-perbuatan baik secara nyata.
Roh Kudus "mengerjakan di dalam [kita] baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya" (Flp. 2:13). "Segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya bagi kami" (Yes. 26:12). Liaht juga 2 Tesalonika 1:11; Kolose 2:12; Roma 8:12-13; Zakaria 12:10.
Kedua, Roh Kudus tidak mematikan dosa di dalam orang percaya tanpa ketaatan dan kerja sama dari orang percaya tersebut. Dia bekerja di dalam kita dan pada kita sesuai dengan natur manusia. Dia tetap memelihara kebebasan dan ketaatan bebas kita. Dia bekerja di dalam kita dan dengan kita, bukan melawan kita atau tanpa kita. PertolonganNya berupa dorongan untuk melakukan pekerjaan itu dan bukannya alasan untuk mengabaikannya.
Hal yang sedang kami tekankan di sini adalah bahwa pekerjaan ini tidak bisa dilakukan tanpa pertolongan yang penuh kuasa dari Roh Kudus. Tragisnya, ada orang-orang yang asing terhadap Roh Allah dan mereka benar-benar berusaha mematikan dosa dalam kehidupan mereka namun gagal. Mereka berperang tanpa kemenangan, bertempur tanpa pengharapan mendapatkan kedamaian, dan tetap menjadi budak sepanjang hidup mereka.