Banyak orang yang berpendapat bahwa orang baik adalah orang yang berbuat baik kepada diri kita, sedangkan orang jahat adalah orang yang tidak baik kepada kita. Tetapi banyak orang yang menyetujui prinsip ini akhirnya terjerat pada kebaikan yang tidak bermotivasi baik. Bagaimana menilai suatu kebaikan? Apa patokan kita untuk mengukur kebaikan seseorang?
Alkitab mengatakan bahwa kebaikan bukanlah diukur dari segi lahiriah dan bukan diukur dari perlakukan seseorang yang memberikan keuntungan kepada orang lain. Yang baik kepada kita belum tentu orang baik, yang kurang baik kepada kita belum tentu orang jahat. Hati-hati dengan mereka yang selalu tersenyum. Hati-hati dengan orang yang terlalu baik. Kecuali mereka adalah orang-orang yang telah diperanakkan oleh Roh Kudus dan mempunyai buah Roh Kudus, maka kebaikan yang diberikan kepada kita membawa sesuatu cerita yang lain di belakangnya.
Kebaikan sering digunakan untuk membungkus motivasi di dalamnya. Orang Kristen harus bisa membedakan dengan bijaksana sehingga tidak gampang dipengaruhi oleh segala sesuatu yang kelihatannya memberi keuntungan kepada kita.
Pepatah Prancis mengatakan bahwa orang baik adalah orang egois yang mempunyai pikiran panjang. Itu bukan buah Roh Kudus. Itu menghasilkan etika munafik. Kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang tidak menghiraukan pamrih ataupun balasan. Kebaikan yang sejati mengalir dari motivasi yang suci, yang rela mengorbankan diri sendiri sehingga membangun orang lain. Kebaikan yang sejati adalah kebaikan yang digerakkan oleh Roh Kudus dan menjadi cermin sifat Tuhan sendiri.