Pada hari ini, kita sering mendengar orang percaya mengatakan "dia anak Tuhan juga"; "yang punya toko ini Anak Tuhan juga"; "Puji Tuhan, dokternya Anak Tuhan juga", "wah tidak di sangka, ternyata bertetangga dengan anak Tuhan juga" dan seterusnya.
Untuk sementara pemahamannya adalah "Anak Tuhan" itu kalau ke gereja, kalau mengaku diri Kristen, kalau memakai kalung Salib, kalau mendengar lagu rohani, kalau memasang gambar Tuhan Yesus di rumah/ mobil.
Padahal, perhatikan Yohanes 1:12 (terjemahan lama): "Tetapi seberapa banjak orang jang menerima Dia, kepada mereka itulah diberinja HAK AKAN MENDJADI ANAK-ANAK ALLAH jaitu kepada segala orang jang pertjaja akan namaNja".
Yang diberi hak oleh Tuhan untuk mengaku diri sebagai anak Tuhan adalah mereka yang sungguh-sungguh percaya Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
Jadi, mulai sekarang kita harus revisi. Orang yang kita sebut itu adalah "mengaku diri Kristen", "ke gereja", "pakai kalung salib, jangan-jangan Kristen". Meski menggunakan aksesoris anak-anak Tuhan, belum tentu ia seorang anak Tuhan yang sejati, dan tidak berhak mengaku diri anak Tuhan kalau belum sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus.