Senin, 15 Oktober 2012

Pdt. Stephen Tong: Buah Roh Kudus: Damai Sejahtera

Kita sudah dimeteraikan Roh Kudus menjadi anak-anak Allah. Itu sebabnya kita tidak perlu merasa gelisah pada waktu menghadapi kesulitan. Damai sejahtera yang stabil tidak akan terpengaruh oleh kekuatiran. Terlalu mudah terkejut, gelisah, kuatir, cemas, takut dan merasa tidak ada jalan lain, menyatakan tidak adanya damai sejahtera dalam hati anda. Ini merupakan tanda bahaya untuk manusia yang hidup dalam zaman modern. Hidup zaman ini adalah hidup yang makin lama makin tegang.

Ada orang yang pelru suasana tenang untuk dapat berdoa. Kalau demikian, orang tidak bisa berdoa di tengah suasana perang. Seharusnya kita mampu berdoa bukan karena ketenangan di luar, tetapi ketenangan di dalam.

Ada satu lukisan yang menggambarkan ketenangan Yesus Kristus khususnya pada waktu menghadapi pengadilan Pilatus. Pilatus dilukiskan sedang mendengarkan semua saksi yang menuduh Yesus Kristus. Mukanya miring, air mukanya dingin sekali. Ada sekelompok orang yang memfitnah dan ada kelompok yang membela. Yang membela tampak tidak berdaya melihat gaya para saksi yang menuding Tuhan Yesus. Yesus Kristus di tengah tetap sopan, suci dan anggun. Jubah yang dikenakanNya sampai ke lantai, mataNya menatap ke depan. Ia tidak terganggu oleh fitnahan, umpatan, ejekan, dan ancaman kuasa Pilatus. Ia berdiri dengan tenang, menunjukkan bahwa kedamaianNya tidak dapat diambil oleh siapapun. Itulah damai sejahtera yang sungguh-sungguh.

Damai sejahtera ini bukan berarti hanya suka damai dengan siapapun. Itu namanya bukan damai tetapi kompromi. Damai sejahtera yang sesungguhnya tidak dipengaruhi oleh ancaman dan kesulitan apapun dari luar. Karena kasih maka kita tidak memiliki musuh. Yang paling melawan kitapun dapat kita kasihi. Orang demikian akan bebas dari segala belenggu emosi dan tidak mungkin menjadi gila karena kasih, sukacita dan damai sejahtera yang ada dalam hati.