Jumat, 28 Maret 2014

John Stott: Orang Kristen Tanpa Alkitab ??

Saya tak ragu mengatakan bahwa Alkitab mutlak bagi kesehatan dan pertumbuhan setiap orang Kristen. Orang Kristen yang melalaikan Alkitab pasti tidak dewasa. Ketika Yesus mengutip Kitab Ulangan yang menyatakan bahwa manusia tidak hidup dari roti saja tetapi oleh Firman Allah, Dia bermaksud menegaskan bahwa Firman Allah kita perlukan untuk kesehatan rohani kita seperti halnya makanan untuk kesehatan jasmani.

Saya tidak menujukan ucapan saya ini kepada orang Kristen dari suku-suku terpencil yang belum memiliki Alkitab dalam bahasa mereka sendiri, bukan pula kepada mereka yang tidak mengenyam pendidikan, yang walaupun memiliki Alkitab namun tidak mampu membacanya sendiri. Tentu saja orang-orang semacam mereka masih mungkin menerima pengisian Firman Allah, karena mereka masih dapat menerima pelayanan firman melalui para misionaris, pendeta, kerabat atau sahabat.

Namun demikian, saya berpendapat bahwa kehidupan Kristen mereka akan lebih diperkaya apabila mereka dapat mempelajarinya sendiri. Itu sebabnya pekerjaan menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa telah dilakukan dan patut dianggap heroik. Saya tidak berpikir tentang situasi-situasi seperti itu tetapi tentang diri kita. Kita memiliki Alkitab bahkan dalam beberapa terjemahan. Masalah kita bukan tidak tersedianya Alkitab, tetapi kita tidak menarik manfaat dari Alkitab yang tersedia itu.

Kita perlu membaca dan merenungkannya setiap hari, mempelajarinya dalam kelompok persekutuan dan mendengarkan Alkitab diuraikan dalam kebaktian hari Minggu. Kecuali demikian, kita tak akan bertumbuh. Pertumbuhan menuju kedewasaan dalam Kristus tergantung pada adanya hubungan erat dengan Alkitab dan tanggung jawab iman kepada Alkitab.

(dari buku "Alkitab: Buku Untuk Masa Kini" [Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab]