Selasa, 04 Maret 2014

Pdt. Benyamin F. Intan: Kewajiban Membayar Pajak

Sambil memegang koin pembayar pajak denarius, Yesus bertanya kepada orang Farisi dan Herodian: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" Ketika mereka menjawab bahwa koin tersebut milik kepunyaan kaisar, bersabdalah Yesus: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah" (Mrk. 12:17). Perkataan Yesus tersebut paling tidak mengandung dua hal utama.

Pertama, tak bisa dipungkiri bahwa perkataan Yesus "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar" jelas-jelas menunjukkan bahwa Yesus membenarkan hak Kaisar untuk menarik pajak. Kata kerja "beri" dalam kutipan di atas atau dalam bahasa Inggrisnya "to render" yang dterjemahkan dari bahasa Yunani "apodidonai" menurut [FF] Bruce memiliki "the sense of giving back to someone that which belongs to him" (Bruce 1983, 216) [perasaan memberi kembali kepada seseorang apa yang menjadi miliknya].

Itu berarti bahwa pembayaran pajak kepada Kaisar tidak hanya merupakan kewajiban atau "unquestioned obligation" [kewajiban yang tidak perlu dipertanyakan lagi] tetapi lebih dari itu merupakan suatu "moral duty" [kewajiban moral] (Stauffer 129). Dengan membenarkan Kaisar menarik pajak, tidakkah itu berarti bahwa pemerintahan Kaisar adalah pemerintahan yang "legitimate" di mata Yesus? Dengan demikian Yesus menolak pandangan Zealot yang beranggapan bahwa pemerintahan Kaisar adalah pemerintahan yang "tidak sah". Bagi Yesus, semua "human government" adalah "sah", legitimate, dan "berasal" dari Allah. Seperti ditulis Rasul Paulus, bahwa "tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah" (Rm 13:1). Itu berarti bahwa bagi Yesus dan Paulus, semua "human government" memiliki corak pemerintahan "teokrasi" dalam arti "a regime in which all authority is recognized to derive from God" (McGrath 106) [sebuah rejim di mana semua otoritas diakui berasal dari Allah].
.....
bersambung..

(dari buku "Perjuangan Menantang Zaman")