Kalau kita tidak sadar dan tidak mengerti tentang keberadaan Allah, maka kita menjadi orang yang bodoh. Pengertian akan keberadaan Allah dapat dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah bahwa Allah itu ada dan Dialah yang menopang segala sesuatu yang ada. Kata yang dipakai oleh Paul Tillich adalah "Allah bukan saja ada, tetapi juga menjadi dasar dari segala sesuatu yang ada". Allahlah yang menopang keberadaan kita dan menjadi fokus keberadaan kita. Allah adalah dasar dari segala sesuatu yang ada dan berada. Kalau kita tidak mengerti bahwa Allah ada, maka kita menjadi seperti layang-layang putus, dan kalau kita tidak tahu bahwa Allah ada, maka kita menjadi orang bodoh.
Bukan saja Allah itu ada, Ia juga ada di mana pun Saudara berada. Ini berarti Allah ada di mana-mana. Ini yang kedua. Seorang yang bodoh adalah orang yang selain percaya Allah ada tetapi juga menganggap Ia mungkin sedang tidur di surga dan tidak memperhatikan apa yang dikerjakan manusia.
Kalau kita mempunyai pengertian bahwa Allah bukan saja ada tetapi bahwa Ia juga mempunyai pengertian atas segala sesuatu dan segala sesuatu dilihat oleh-Nya, maka kita mempunyai iman kepercayaan yang benar, yang tidak bodoh dan yang dapat dipertanggungjawabkan. Waktu kita mengetuk pintu, di situ Allah ada. Waktu seseorang berzinah, waktu itu Allah sedang melihat. Waktu kita mau mencuri, waktu kita mempunyai satu pikiran untuk menyontek, di situ Allah ada. Allah mengetahui segala pikiran kita. Karena itu, janganlah menjadi bodoh tetapi berusahalah mengerti kehendak Allah. Kebodohan datang pertama kali karena tidak mengerti bahwa Allah itu ada.
bersambung...
(dari buku "Mengetahui Kehendak Allah" [Surabaya: Momentum])