Pertama, bebal. Pikiran yang bebal adalah dosa. Seorang yang bodoh, seorang yang bebal adalah seorang yang tidak luwes dan tidak mau dikoreksi, terus membangkang, terus mau mengagungkan pikiran sendiri. Orang yang berpikiran sedemikian sedang berbuat dosa. Ini tercatat dalam Amsal 24:9. Pikiran orang bebal, pikiran orang bodoh, pikiran orang kaku, yang tidak mau mencari Tuhan, yang tidak mau dicela oleh Tuhan, yang terus mempertahankan kekakuan dan kebodohan diri, itu dianggap dosa.
Kedua, kecongkakan orang yang sedang sukses atau lancar adalah dosa. Barangsiapa sukses, lancar, kaya, mempunyai pencapaian tertentu, lalu pada akhirnya ia tidak lagi memandang orang lain, orang ini sedang berdosa. Keangkuhan melalui kesuksesan, itu adalah dosa. Ini tercatat dalam Amsal 21:4.
....
Ketiga, kurang iman. Segala sesuatu yang mengandung [aspek] kurang iman, itu berdosa. Ini tercantum dalam Roma 13 ayat terakhir. Baik makan, baik minum atau melakukan segala sesuatu harus dengan iman. Jikalau Saudara tidak beriman, Saudara berdosa. Mengenai butir ini saya tidak akan memberikan penjelasan terlalu banyak. Segala sesuatu yang dilakukan dengan keraguan itu berdosa, kurang iman kepercayaan, penuh keraguan dan kurang beriman itu berdosa.
bersambung...
(dari buku "Dosa, Keadilan dan Penghakiman" [Surabaya: Momentum])