Bapa Gereja Aurelius Agustinus yang sebelumnya hidup penuh percabulan, bertobat oleh ayat ini: "Jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya (Rm 13:13, 14).
Pada tahun 1209, pada saat Fransiskus dari Asisi baru berumur dua puluh tujuh tahun, ia mendapatkan sebuah ayat yang memberikan arah pada sisa kehidupannya. Ia yakin pada perkataan Tuhan Yesus dalam Matius 10:8-10: "Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalananmu, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya". Fransiskus yang berasal dari keluarga kaya kemudian menjalani hidup miskin sebagai hamba Tuhan bagi kaum papa.
Martin Luther yang bergumul dalam usaha untuk hidup suci mendapat pencerahan dalam Roma 1:17: "orang benar akan hidup oleh iman".