Pdt. Stephen Tong menulis sebuah lagu yang sederhana tetapi luar biasa.
5 3 3 2 2 1 | 5 . . . |
S'bagai k'ledai ku s'rahkan
6 5 5 4 3 4 5 | 2 . . . |
pakai hamba -Mu Tuhan-ku
5 3 3 2 2 1 2 | 3 . . . |
ku mau ta - at pimpinan -Mu
4 3 3 2 6 7 | 1 . . . ||
bimbing pakai hamba - Mu.
(bagian belakang, la dan si rendah).
Refleksi saya: pada waktu Tuhan Yesus mau masuk kota Yerusalem, Ia menghendaki untuk memakai keledai, bukan kuda. Sebenarnya kuda adalah binatang yang bagus, gagah dan luar biasa. Dijadikan lukisan di mana-mana dan diukir menjadi patung di sana-sini. Kuda dipakai dalam peperangan, dalam parade, oleh kepolisian bahkan dipakai bertanding.
Sebaliknya keledai adalah binatang biasa, yang lemah dan tidak terkenal. Tetapi Tuhan memilih mau memakai keledai, bukan kuda. Lebih baik jadi keledai yang dipakai Tuhan dari pada jadi kuda tetapi Tuhan tidak mau pakai.
Perbandingan lain: lebih baik jadi orang sederhana tetapi dipakai Tuhan dari pada jadi orang hebat tetapi tidak dipakai Tuhan. Tetapi, apakah arti hidup kita bila kita tidak dipakai Tuhan?