Renungan, Kutipan, Ayat dalam Teologi Reformed untuk Memperlengkapi Gereja bagi Kemuliaan Tuhan
Kamis, 09 Agustus 2012
Gereja Teraniaya: Tidak Ada Alkitab
Pada masa perang dingin, seorang hamba Tuhan di Cekoslowakia, selama 20 tahun berkhotbah, belum pernah sekalipun melihat Alkitab secara utuh. Ia hanya berkhotbah dari Kitab Kisah Para Rasul sebanyak 10 pasal dan 4 pasal dari surat 2 Timotius. Inipun merupakan tulisan tangan yang diwariskan oleh ibunya. (Kesaksian Open Doors).
Di banyak area di dunia ini, seperti di China dan Timur Tengah, di antara satu juta orang Kristen, hanya ada satu Alkitab utuh. Masih banyak suku yang belum menerima Alkitab dalam bahasa mereka sendiri. Sedangkan, mereka belum bisa membaca atau belum bisa memahami bahasa lain.
Menurut lembaga penerjemahan Alkitab, untuk menerjemahkan Alkitab Perjanjian Lama, diperlukan 8-10 tahun. Untuk menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru, diperlukan 6-8 tahun.
Alkitab yang diterjemahkan dan dicetak dalam bahasa-bahasa suku, berfungsi untuk tiga kepentingan. Pertama, sebagai firman Tuhan untuk direnungkan dan dikhotbah oleh hamba Tuhan. Kedua, sebagai firman Tuhan untuk direnungkan bagi pertumbuhan rohani oleh orang percaya. Ketiga, sebagai firman Tuhan dan Injil Murni untuk disampaikan kepada orang yang belum percaya.
Bandingkan dengan kita. Alkitab dari paling kecil sampai paling besar, ada. Dari berbagai bahasa, juga ada. Alkitab di HP, laptop, dimana-mana. Sudahkah kita membaca Alkitab dan merenungkannya? Sudahkah kita memberitakan Injil?
Doakan penerjemahan Alkitab dan penginjilan di dunia.