Pertama, gereja suka mengikuti trend. Seolah-olah trend adalah hal yang menyemangati kehidupan gereja. Padahal banyak trend berasal dari dunia dan tidak berkenan kepada Tuhan. Setiap trend harus diuji, apakah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak.
Kedua, gereja lebih suka kepada kesaksian dari pada firman Tuhan. Padahal, tidak semua kesaksian memuliakan Tuhan dan sesuai dengan firman Tuhan. Asal ada orang bersaksi maka kebaktian menjadi menarik. Makin terkenal orang yang bersaksi dan makin heboh isi kesaksiannya maka makin banyak diundang oleh gereja-gereja. Padahal, orang yang terkenal di dunia (misalnya dunia entertainment) bisa saja adalah orang yang hidupnya tidak beres. Akibatnya, mimbar Tuhan yang suci diisi oleh orang yang kawin cerai, pakai narkoba dan tidak bertobat atau bahkan suka selingkuh.
Asal mengaku Kristen, bisa sebut nama Yesus, apalagi bisa menyanyi, pasti diundang. Bahkan kadang-kadang artis yang diundang ke dalam gereja untuk menyanyi, tidak menyanyi lagu rohani tetapi lagu-lagu dunia yang isinya bertentangan dengan firman Tuhan. Jadi, terus terang, jemaat datang bukan untuk bertemu Tuhan dan mendengar firman Tuhan tetapi bertemu artis dan mendengar kesaksian tetek bengek yang tidak berguna.
Ketiga, gereja lebih suka membawa lagu dunia ke dalam gereja dari pada membawa lagu gereja kepada dunia. Gampang! Lagu dunia tinggal "dibaptis dalam nama Yesus" langsung bisa masuk ke dalam gereja. Lagu-lagu dunia yang disukai banyak orang lalu diganti kata-katanya menjadi rohani sudah bisa masuk gereja. Padahal, lagu-lagu tersebut ditulis dengan motivasi yang tidak benar, dan bukan nada-nada yang terbaik. Bahkan kadang-kadang, nadanya tidak sesuai dengan kata-katanya. Bukan lagu yang terbaik yang dipersembahkan kepada Allah tetapi lagu ecek-ecek.
Keempat, Alkitab mengajarkan bahwa cinta uang adalah akar segala kejahatan (1 Tim. 6). Tetapi dalam gereja hari ini, justru cinta uang dan kekayaan yang digembar-gemborkan. Salah satu dasarnya adalah bahwa bukti mengikuti Tuhan, bukti kita anak raja adalah kekayaan. Padahal, banyak orang yang paling kaya di dunia justru bukan orang yang mengenal Tuhan. Orang terkaya di Alkitab adalah Raja Salomo. Setiap tahun ada 22,5 ton emas yang disetorkan ke Istana Salomo. Setiap hari dibutuhkan 10,5 ton gandum. Tetapi, Salomo beristri 1000 (termasuk gundik), condong menyembah berhala. Ia sendiri merefleksikan semua itu dalam kata "kesia-siaan" sebagaimana dicatat dalam Kitab Pengkhotbah.