Pdt. Stephen Tong seumur hidup takut mengajar Homiletika (teknik berkhotbah). Hal ini disebabkan, homiletika adalah pergumulan pribadi setiap orang di hadapan Roh Kudus yang memanggil dan mengurapi seseorang menjadi hamba Tuhan.
Pendeta dari Pdt. Dr. Lee Keng Ang (Malaysia) setiap kali mengajar homiletika menyatakan bahwa ia mengajar kegagalan-kegagalannya sebagai pengkhotbah. Kalau Pak Tong mengajar homiletika maka ia akan mengajar kegagalan-kegagalan dan kelemahan-kelemahan dalam berkhotbah serta menyatakan target apa yang mau dicapai.
Tuhan hanya mau pakai pengkhotbah yang merendahkan diri. Kalau pendengar melihat pengkhotbah itu sombong maka seluruh perkataan tidak bisa didengar lagi.
Seorang hamba Tuhan, ketika menghadapi pendengar yang banyak, ia harus sadar bahwa ini bukan jemaatnya melainkan domba Tuhan Yesus yang ditebus dengan darahNya dan untuk sementara dipercayakan kepada hamba Tuhan, satu atau dua jam.
Seorang pengkhotbah yang tidak mau belajar, benar-benar bahaya. Gelar harus menjadi bukti bahwa orang itu benar-benar belajar dan berbobot.
Langkah-langkah pertumbuhan gereja. Pertama, jemaat sadar Tuhan hadir di gereja ini, sehingga mereka tidak menyesal bahwa mereka telah datang ke tempat yang salah. Kedua, jemaat sadar bahwa Tuhan itu hidup, Tuhan itu besar dan Tuhan sedang berbicara kepada mereka di dalam gereja itu. Ketiga, jemaat sadar bahwa hamba Tuhan yang melayani di gereja itu, dipakai Tuhan dan Tuhan berbicara melaluinya. Keempat, pendengar atau jemaat mulai berpikir bahwa ia tidak boleh egois, harus membagikan berkat itu kepada orang lain. Kelima, pendengar bertindak dengan membawa jemaat ke dalam gereja tersebut.
(parafrase dan catatan oleh penulis blog ini).