Tujuan yang sebenarnya dari Kitab Suci bukanlah penjelasan tetapi eksposisi, bukan deskripsi tetapi proklamasi. Firman Allah berbicara kepada semua generasi dan hubungan antara makna dan signifikansi merangkum pekerjaan hermeneutika (penafsiran).
Tidaklah cukup dengan menemukan kembali makna asli yang dimaksud dari suatu perikop. Kita harus menguraikan signifikansi perikop tersebut bagi zaman kita. Eksposisi berarti suatu khotbah berdasarkan Alkitab, biasanya satu seri khotbah yang menjabarkan kepada jemaat seluruh Kitab seperti Yesaya atau Roma. Suatu khotbah topikal dapat berupa ekspositori melalui pertanyaan, apa kata Alkitab mengenai hal ini? dan selanjutny amenjelaskan kepada jemaat semua yang firman Allah katakan mengenai hal tersebut.
Walter Liefeld mengatakan bahwa khotbah ekspositori memiliki integritas hermeneutika (dengan setia menghasilkan kembali teks itu), kohesi (suatu rasa menyeluruh), gerakan dan arah (memperhatikan tujuan dan sasaran suatu perikop) dan aplikasi (memperhatikan relevanasi kontemporer dari perikop tersebut).
Haddon Robinson mendefinisikan khotbah ekspositori sebagai "pengomunikasian suatu konsep Alkitab yang berasal dari dan diturunkan melalui suatu studi historis, tata bahasa dan sastra dari sebuah perikop di dalam konteksnya; yang sebelumnya konsep tersebut diterapkan oleh Roh Kudus kepada kepribadian pengkhotbahnya, selanjutnya melalui pengkhotbah tersebut kepada pendengarnya".