Mengapa jangan balas dendam?
Pertama, karena Tuhan Yesus, Tuhan dan Teladan kita, meskipun amat dilukai, Ia mengampuni. Ia tidak membalas dendam. 1 Petrus 2:23 berkata, "Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki. Ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkanNya kepada Dia yang menghakimi dengan adil".
Kedua, kita sendiri telah sering melukai hati Tuhan dan Tuhan mengampuni kita.
Ketiga, karena pembalasan adalah hak Tuhan (Rm 12:9). Dosa bukan terutama berurusan dengan manusia tetapi dengan Allah. Lagipula, kita tidak bisa mengenali dosa yang sebenarnya dan motivasi sedalam-dalamnya. Jadi, hanya Tuhan yang berhak membalas kejahatan manusia.
Keempat, orang membalas dendam untuk mencari kepuasan padahal tidak mungkin puas.
Kelima, orang yang membalas dendam berarti hidupnya diatur orang lain. Orang berbuat baik, ia juga berbuat baik. Orang berbuat jahat, ia membalas yang sama. Yang benar adalah hidup manusia diatur dan taat kepada Tuhan.
Keenam, dalam membalas dendam, kejahatan dan setan lah yang menang. Karena satu dosa dibalas dosa lain dan terus berkembang.
Ketujuh, orang yang membalas dendam, sesungguhnya hidupnya terbelenggu oleh dendam yang membara. Meski tubuhnya bebas, hatinya sedang terbelenggu.