Doa ini dibutuhkan saat terjadi kemunduran iman. Ada saatnya ketika sama seperti di Efesus, banyak anak Tuhan yang kehilangan kasih mula-mula mereka. Dosa merajalela dan banyak orang enggan mengasihi. Orang percaya kehilangan kedekatan dan kelembutan bersama Allah. Mereka kehilangan hubungan dekat mereka dengan Allah. Mereka keluar dari Bait Allah dan berdoa dari jauh, terpisah oleh sebuah tirai. Mereka kehilangan ketekunan, rasa manis dan kepenuhan doa pribadi. Mereka tidak lagi mencurahkan isi hati kepada Allah.
Mereka telah kehilangan perjumpaan dengan Kristus. Mereka hanya mampu melihatNya dengan samar-samar. Mereka telah kehilangan kemampuan melihat keindahanNya, kehilangan kenikmatan urapan dan kedekatanNya. Mereka mencariNya tetapi tidak mampu menemukanNya. Mereka tidak mampu menggerakkan hati untuk menjamah Kristus.
Roh Kudus nyaris tidak pernah lagi tinggal dalam hati mereka. Sumber air hidup dalam diri mereka seakan nyaris kering. Jiwa mereka kering dan tandus. Kecurangan sangat kuat sedangkan kasih karunia sangat lemah.
Kasih terhadap saudara seiman memudar. Doa bersama telah ditinggalkan. Persekutuan dengan orang percaya yang lain tidak lagi terasa indah. Belas kasihan terhadap mereka yang belum bertobat sangat rendah dan dingin. Dosa dibiarkan begitu saja meskipun terjadi di depan mata. Kristus tidak lagi diakui di depan manusia. Boleh jadi jiwa mereka telah jatuh ke dalam dosa dan takut untuk kembali; menghindar dari Allah; dan menetap di padang belantara.
Saya khawatir begnilah keadaan dengan banyak orang percaya. Hanya lawatan Roh Pembebas yang mampu membujuk anda kembali ke kasih mula-mula. Bukankah sudah saatnya menaikkan doa ini - "Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali?" (Mz. 85:7)