Setiap anak yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah anugerah Tuhan. Mazmur 127:3A berbunyi: "Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN". Anak adalah pemberian yang berharga dari Tuhan. Kalau bukan anugerah Tuhan, sebuah keluarga tidak mungkin memiliki anak.
Sayangnya, banyak keluarga berpandangan - entah sadar atau tidak - bahwa anak adalah hiburan. Jadi mereka menikmati lucunya, humornya. Bahkan kenakalannya pun dianggap sebagai "skenario lelucon". Hal ini menjadikan anak tidak mempunyai konsep yang jelas mana yang benar dan mana yang salah.
Hal ini akan bertambah parah jika orang tua dan kakek-nenek sepakat dengan paradigma yang salah ini, "anak adalah hiburan" meski mereka tidak sadar atau tidak mengakui paradigma ini secara terbuka.
Anak adalah anugerah yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Anak harus dididik dan dibesarkan dalam nasehat dan ajaran Tuhan (Efe. 6:4). Anak harus dibimbing dari sekarang supaya kelak kemudian hari menjadi orang yang berkenan kepada Tuhan.
Marilah kita orang tua dan kakek nenek jangan egois, jangan menikmati leluconnya dan lupa mendidiknya dalam ajaran dan nasehat Tuhan. Kemudian hari ketika hidupnya hancur, yang sisa hanya penyesalan yang tidak mungkin kembali.