Pada permulaan abad 20 manusia begitu yakin yang ditemukan ideologi dan sistem pikiran abad 19. Lalu mereka menganggap itulah kebenaran. Apalagi Immanuel Kant telah mengatakan bahwa dunia mulai dewasa. Kalimat itu telah menjadi sumber inspirasi bagi August Comte (bapak Positivisme) yang mengatakan bahwa manusia yang sudah matang dan dewasa berada di dalam era 'scientific'.
Maka abad ke 20 manusia dengan optimis menuju kepada penemuan-penemuan scientific dan segala penguraian yang makin kompleks, makin rumit dan makin sempurna dalam segala bidang. Jika kita melihat apa yang dicari dan dituntut oleh ilmuwan dan filsuf, politikus dan sosiolog pada permulaan abad 20, semua mempunyai warna yang sama: mereka percaya dunia ini maju terus berdasarkan sodoran pikiran evolusi. Evolusi telah menjadi suatu induk pengaruh yang penetrasi dalam 4 bidang sejarah besar:
Pertama, sejarah.
Kedua, teologi. Bahkan teolog-teolog yang tidak lagi beriman ketat kepada kitab suci berdasarkan Reformasi menganggap Allahlah yang memimpin proses evolusi. Allah memakai evolusi di dalam menciptakan dunia ini. Ini disebut Theistic Evolution.
Ketiga, sosiologi dan ekonomi. Menurut Hegel seluruh dunia berada dalam metode dialektik. Dialektikal materialisme yang dikemukakan oleh Hegel (guru besar Karl Marx), oleh Marx diadopsi menjadi suatu interpretasi bagaimana menjelaskan perkembangan ekonomi sepanjang sejarah.
Keempat, politik. Penetrasi ini juga masuk ke dalam bidang politik dan kemiliteran. Sehingga di dalam sejarah, kita melihat orang seperti Lenin dan Mao Tze Dong yang mau memakai pikiran Marx untuk memaksa orang menerima komunisme dalam politik.
...
Mengapa abad ke 20 ini saya sebut sebagai abad yang bodoh? Karena abad ke 20 adalah abad yang tidak menghasilkan pemikir yang penting.
Versi lengkapnya silahkan membaca buku ini. Sangat menarik.
(dari buku "Perjuangan Menantang Zaman" [Jakarta: Reformed Insitute Press, 2000])