[John Frame membahas pemikiran Cornelius Van Til (1895-1987), seorang pembela iman Kristen dari kalangan Reformed yang gigih. Ia adalah mantan dosen apologetika di Westminster Theological Seminary].
Juga terdapat bagian-bagian di dalam tulisan Van Til di mana kata 'presaposisi' dipakai bukan untuk manusia, melainkan menyangkut argumentasi, metode, pengetahuan, disiplin akademis, kondisi permasalahan (seperti dapat dipahaminya alam semesta ini). Di dalam konteks-konteks seperti ini, hal yang dipresaposisikan adalah suatu kondisi yang niscaya atau hal yang melegitimasikan. Mungkin kita bisa mengaitkan definisi ini kepada definisi dasar kita dengan berkata bahwa jika x mempresaposisikan y, maka jika ia mau mempertanggungjawabkan perihal x, ia harus menerima y.
Van Til kadang mempergunakan frase-frase lain untuk menyebut presaposisi, khususnya 'titik awal' dan 'titik rujukan'. Dalam penilaian saya, frase-frase terakhir ini kurang jelas. 'Titik awal' mengindikasikan suatu urutan temporal yang mana, seperti yang telah kit aperhatikan, tidak niscaya bagi konsep presaposisi.
Akhirnya, Van Til memakai frase 'berargumentasi dengan presaposisi' untuk menunjukkan 'argumentasi transendental' bagi teisme Kristen. Karena ia menganjurkan jenis argumentasi ini, mak dalam satu pengertian, Van Til jelas bisa disebut seorang presaposisionalis.
(dari buku "Cornelius Van Til: Suatu Analisis Terhadap Pemikirannya" [Surabaya: Momentum, 2002])