Sabtu, 06 Juli 2013

Derek Kidner: Panggilan Yeremia (Tafsiran 1:4-5)

Yeremia 1:4-5: "Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Begitu diberitahu, 'Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau', kehidupan Yeremia langsung diberi pusat baru yang berbeda dari dirinya sendiri dan keadaan sekitarnya yakni Pencipta dan rencana agungNya. Pernyataan 'Aku membentuk engkau' menunjuk kepada pemeliharaan dan keahlian seorang tukang periuk (yang diuraikan dan diterapkan lebih luas melalui cerita di rumah tukang periuk dalam pasal 18) - agar Yeremia tidak menganggap sifatnya yang sensitif dan sering mendapat kecaman itu sebagai nasib buruk. Sebab, ia diciptakan khusus untuk melaksanakan tugas yang telah ditetapkan untuknya.

Sesuai dengan judul seri buku ini - Pemahaman dan Penerapan Amanat Alkitab Masa Kini - maka kita harus bertanya apa saja dari kedua ayat ini yang dapat diterapkan kepada orang lain selain Yeremia. Bagian akhir dari ayat 5 ini dikhususkan bagi Yeremia, namun PB berbicara kepada setiap orang Kristen dengan cara yang sama: "Sebab semua yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukanNya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya" (Rm 8:29).

Perkataan ini bertujuan meyakinkan dan mengorientasikan kita kembali, sama seperti perkataan yang didengar Yeremia; jadi ini bukanlah ajakan untuk mereka-reka hubungan waktu di dunia ini dengan kekekalan atau hubungan pilihan manusia dan pilihan Ilahi. Kehangatan perkataan Allah kepada kita sebagaimana kepada Yeremia, yakni "Aku senantiasa mengenal engkau, dan tanganKu telah menjadikan dan membentuk engkau" terlalu mulia untuk hanya dikacaubalaukan dalam spekulasi. Respons yang sama hangatnya, menerimanya dengan penuh khidmat dan ucapan syukur adalah satu-satunya respon yang layak.

(dari buku "Yeremia" [Jakarta: YK Bina Kasih/ OMF, 2002])