Karena kebenaran moral ditetapkan oleh Allah yang bermoral maka harus dilaksanakan. Tidak ada hukum moral tanpa si Pemberi moral; tidak ada perundang-undangan moral tanpa Pembuat undang-undang moral. Dengan demikian etika Kristen berdasarkan naturnya adalah preskriptif, bukan deskriptif. Etika berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Orang-orang Kristen tidak menemukan kewajiban-kewajiban etis mereka di dalam standar orang-orang Kristen tetapi di dalam standar bagi orang-orang Kristen di dalam Alkitab.
Dari sudut pandang Kristen, etika yang murni deskriptif bukanlah etika sama sekali. Menguraikan tentang perilaku manusia adalah sosiologi. Tetapi menentukan perilaku manusia merupakan bidang wewenang moralitas. Usaha untuk mengambil moral dari adat istiadat adalah seperti yang telah kita perlihatkan merupakan buah pikiran dari "apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang seharusnya terjadi" yang keliru. Apa yang sebenarnya dilakukan orang bukanlah dasar untuk apa yang seharusnya mereka kerjakan. Jika demikian halnya, maka orang harus berbohong, menipu, mencuri dan membunuh, karena hal-hal semacam ini selalu dilakukan.
(dari buku "Etika Kristen" [Malang: SAAT, 2000])