Sisa-sisa dosa yang masih ada di dalam diri kita akan terus-menerus aktif selama kita hidup, berupaya menghasilkan perbuatan-perbuatan dosa.
Jika dosa membiarkan kita sendirian, kita juga bisa meninggalkan dosa sendirian. Namun, itu tidak akan pernah terjadi dalam hidup ini. Dosa begitu licik, dan tahu bagaimana berpura-pura mati padahal dosa masih hidup. Oleh karena itu, kita harus dengan segenap daya memerangi dosa setiap waktu sampai dosa mati.
Dosa selalu bekerja. "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh" (Gal. 5:17). Keinginan jahat mencobai kita dan membawa kita menuju dosa (Yak. 1:14-15). Adakalanya keinginan ini berusaha membujuk kita melakukan perbuatan yang jahat. Adakalanya keinginan ini berusaha menghalangi kita melakukan perbuatan yang baik. Adakalanya keinginan ini berusaha melemahkan roh kita agar idak bersekutu dengan Allah.
Seperti yang Paulus katakan kepada kita "yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat" (Rm. 7:19). Dia juga berkata, "sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik" (Rm. 7:18). Sisa-sisa dosa dari ini membuat Paulus berhenti melakukan yang baik: "bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat" (Rm. 7:19).
Demikian pula setiap orang percaya mendapati ada peperangan ketika dia berusaha melakukan perbuatan yang baik. Inilah sebabnya Paulus benar-benar mengeluhkan hal ini dalam Roma 7. Setiap hari orang percaya menemukan dirinya berkonflik dengan dosa. Dosa selalu aktif, selalu membuat rencana, selalu memikat dan mencobai.
Kemungkinan hanyalah dosa yang mengalahkan kita atau kita yang mengalahkan dosa. Dan keadaan akan terus seperti ini sampai kita mati. Tidak ada jaminan keamanan terhadap dosa, kecuali dengan terus menerus berperang melawannya.