Sebelum Tuhan Yesus lahir ke dunia, Allah telah menyediakan seorang wanita yang siang malam berdoa untuk itu. Wanita itu sudah berusia 84 tahun. Akhirnya, sebelum meninggal ia sempat menyaksikan kelahiran Tuhan Yesus. Selain itu, Allah juga menyediakan seorang bernama Simeon yang berada di Bait Allah ketika Yesus disunat pada hari yang kedelapan. Simeon menggendong Yesus yang masih bayi itu sambil berkata, "Sekarang Tuhan biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari padaMu (Luk. 2:25-30). Telah lama dia merindukan hal itu, sampai Tuhan memberinya kesempatan untuk menyaksikan apa yang dia rindukan.
Mungkinkah tanpa gerakan Tuhan seorang bisa berdoa untuk kebangunan? Jawabnya: tidak. Kalau kita merasa perlu ada kebangunan dan kita mulai berdoa bagi hal tersebut, berarti Roh Kudus telah memberikan pengertian dan menggerakkan kita untuk berdoa. Apakah kebangunan terjadi karena doa manusia? Kebangunan adalah anugerah Tuhan maka bukan karena kita berdoa lalu Tuhan mengadakan kebangunan, dan bila kita tidak berdoa maka Tuhan tidak mengadakan kebangunan. Kalau demikian bukankah ini merupakan pernyataan yang bersifat kontradiktif?
Doa yang benar sudah merupakan permulaan dari kebangunan yang sesungguhnya. Artinya, anugerah Tuhan selalu mendahului reaksi manusia.