Banyak gereja, hamba Tuhan atau orang Kristen yang membangun doktrin atau konsep dengan cara eksploitasi ayat tunggal. Ayat tunggal berarti dasar Alkitabnya hanya bergantung kepada satu lokasi yang bisa terdiri dari satu atau beberapa ayat. Eksploitasi artinya ayat tunggal dipaksakan untuk mendukung doktrin atau konsep tertentu.
Misalnya, banyak pendukung hubungan sesama jenis kelamin, memakai perkataan Daud tentang Yonatan dalam 2 Samuel 1:26: "bagiku cintamu lebih ajaib dari cinta perempuan". Lalu kemudian menegaskan bahwa karena Daud dan Yonatan memiliki hubungan spesial sebagai kekasih, maka orang Kristen juga bisa membangun hubungan sesama jenis kelamin. Satu kalimat itu dipaksakan untuk membangun doktrin tentang hubungan sesama jenis kelamin. Padahal, tidak pernah ada catatan mengenai hubungan khusus Daud dan Yonatan selain sebagai saudara dan sahabat karib. Perhatikan kutipan lengkap ayat tersebut: "merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku. Bagiku cintamu lebih ajaib dari cinta perempuan".
Pola ini dapat terjadi karena di dalam membangun doktrin, konsep-konsep sudah ada terlebih dahulu barulah mencari dasar ayatnya di Alkitab. Akibatnya, ayat-ayat tersebut dipaksakan. Kalau membaca ayat-ayat tersebut dengan akal sehat maka sulit menemukan koneksi dengan poin yang dimaksudkan.
Yang seharusnya adalah bahwa doktrin-doktrin yang penting di Alkitab pasti memiliki beberapa ayat yang langsung berbicara hal tersebut. Misalnya, mengenai Tuhan Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat satu-satunya, dibicarakan dalam Yohanes 14:6, Kisah Para Rasul 4:12 dan 1 Timotius 2:5.
Kita tidak boleh melakukan eksploitasi ayat-ayat tunggal. Yang harus kita lakukan adalah eksposisi ayat-ayat di dalam Alkitab. Eksposisi berarti membiarkan Alkitab berbicara apa adanya bagi zaman sekarang.
Karena itu, kita menolak pemaksaaan ayat-ayat tunggal untuk mendukung doktrin atau konsep yang sebenarnya bukan dari Alkitab dan bahkan melawan Alkitab.