Para hamba Tuhan membutuhkannya. Biasanya para hamba Tuhan keras hati dan tidak mau percaya sama seperti orang lain, sehingga Kristus harus sering menegur mereka. Iman mereka berasal dari atas. Hamba Tuhan harus menerima dari Allah segala yang mereka berikan. Agar mampu menyampaikan kebenaran dengan penuh kuasa, mereka membutuhkan pemahaman pribadi terlebih dulu. Sungguh mustahil untuk berbicara penuh kuasa dengan sekadar mengandalkan pengetahuan otak belaka, atau pengalaman di masa lampau.
Bila kita ingin bicara dengan penuh kekuatan, ini harus datang dari kebenaran yang hadir saat ini, seperti pada diri Yesus. Kita tidak bisa bicara tentang manna yang tersembunyi itu kecuali kita sudah mengecapnya sendiri. Kita tidak bisa berbicara tentang air yang hidup itu kecuali air itu mengalir dalam diri kita. Seperti Yohanes Pembaptis, kita harus melihat kedatangan Yesus dan berkata, "lihatlah Anak Domba Allah". Kita harus berbicara dengan memusatkan pandangan pada Kristus, sama seperti yang dilakukan oleh Stefanus: "Aku melihat ... Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah".
Perkataan kita akan terasa tidak menarik dan mati kalau kita tidak merasakan pengampunan itu sendiri. Tetapi bagaimana mungkin kita melakukannya bila kita tidak digerakkan dari atas? Para hamba Tuhan bisa saja lebih mudah terjatuh bila dibandingkan dengan orang lain; mereka adalah pembawa norma dan iblis senang sekali bila ada pembawa norma yang lemah.
Oh betapa kita membutuhkan pembekalan yang penuh dari kepenuhan Kristus! Berdoalah, saudara yang terkasih, agar itulah yang terjadi. "Apakah Engkau tidak mau menghidupkan kami kembali?"