"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga" (Mat. 5:3).
Dalam PL, istilah si miskin lebih dimaksudkan sebagai istilah teknis bagi sekelompok orang. Mereka merupakan ornag-orang yang telah bangkrut di dunia ini, yang karenanya kemudian mempercayai Tuhan sebagai satu-satunya harapan bagi perlindungan serta pembebasan mereka. Dengan membicarakan miskin secara rohani, Yesus bermaksud menegaskan bahwa Ia bukan sednag berbicara tentang kemiskinan secara materi.
Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi orang Kristen tanpa adanya roh ini. Bagaikan roh anak yang suka berfoya-foya. Dengan angkuh ia meninggalkan bapanya dan menggantungkan diri pada harta warisan yang menjadi bagiannya. Tetapi ketika ia bangkrut, dia menjadi sadar kembali. Dengan penuh kerendahan hati dan dengan mengesampingkan semua kesombongannya, ia pulan ke rumah bapanya dengan tangan kosong, tidak lagi congkak, melainkan bersandar penuh kepada kemurahan bapanya.
Demikian pula kita. Kita akan menghadap Dia dengan rasa malu,, mulut terkunci dan hati yang benar-benar hancur. Di depan pengadilan Tuhan, kita telah bangkrut dan menjadi para penghutang. Yang dapat kita lakukan hanyalah memohon pengampunanNya.
Maka apabila saudara ingin menjadi kaya dan memiliki Kerajaan Allah, pertama-tama saudara harus meninggalkan segala sesuatu - termasuk diri sendiri serta sifat mementingkan diri sendiri lalu berusaha untuk dapat menjadi miskin secara rohani.