Nama Yusuf dari
Arimatea belum pernah disebutkan sebelumnya dalam Alkitab. Injil Yohanes hanya
mencatat bahwa dia adalah murid yang tersembunyi dari Tuhan Yesus. Dia adalah
anggota dari Sanhedrin, yang sama dengan Nikodemus, dia melihat Tuhan Yesus
berbeda sehingga dia terus menerus mempelajari dan memikirkan hal ini. Cara
pikir dia berbeda dengan teman-temannya yang lain dalam Sanhedrin. Orang-orang
lain dalam Sanhedrin berpikir dari sudut kepentingan manusia, sedangkan Yusuf
dari Arimatea menganggap Yesus bukanlah orang biasa. Hanya 2 orang di antara
sekian banyak orang dalam Sanhedrin yang mengerti tentang Tuhan Yesus. Yusuf
dari Arimatea mengalami situasi yang cukup sulit sebagai orang percaya yang
berada di tengah-tengah lingkungan yang melawan, tetapi imannya tidak goyah.
Yusuf dari Arimatea
tersimpan/ ditutup oleh Tuhan sampai pada satu waktu di mana dia harus muncul.
Dia harus muncul pada waktu harus menghadap Pilatus. Momen ini merupakan momen
luar biasa karena tidak ada orang lain yang bisa masuk menghadap Pilatus untuk
menyelesaikan penguburan Tuhan Yesus. Allah mempersiapkan Yusuf selama
bertahun-tahun untuk momen ini.
Sampai hari ini
tidaklah ditemukan letak Arimatea. Hal ini menunjukkan bahwa Arimatea bukanlah
tempat yang terkenal, bahkan mungkin sangatlah kecil. Alkitab hendak menunjukkan
bagaimana Allah membawa Yusuf dari tempat terpencil menuju ke Yerusalem, lalu
membangun karir di Yerusalem sampai menjadi anggota Sanhedrin. Untuk menjadi
anggota Sanhedrin bukanlah urusan sederhana. Dia haruslah orang Farisi yang
terseleksi. Yusuf bukan hanya mencapai puncak dalam karir agama dan politik,
melainkan juga dalam hal ekonomi, sehingga dia bisa membuat kuburan batu di
tengah kota Yerusalem, yang harga tanahnya sangatlah tinggi. Dalam persiapan
yang Tuhan kerjakan atas diri Yusuf, Yusuf sendiri tidaklah menyadari bahwa dia
membuat kuburan untuk Tuhan Yesus. Pada saat momen itu tiba, Yusuf baru
menyadari bahwa semuanya itu bukanlah untuk dirinya sendiri.
Kekuasaan materi/
kekayaan yang dimiliki oleh Yusuf membuat Pilatus maupun anggota Sanhedrin
lainnya tidak berani protes/ melawan. Inilah salah satu cara Tuhan. Kita dapat
melihat di sepanjang cerita Alkitab bagaimana Tuhan mempersiapkan orang yang
hendak dipakai-Nya dalam waktu bertahun-tahun. Semua perlengkapan yang Tuhan
berikan kepada manusia, bukanlah untuk kepentingan manusia itu melainkan pada
saatnya nanti semuanya harus kembali untuk kepentingan Tuhan. Tuhan sedang
memakai anak-anak-Nya, termasuk kita semua.