Kamis, 06 September 2012

Pdt. Sutjipto Subeno: Yusuf Arimatea (1)

Nama Yusuf dari Arimatea belum pernah disebutkan sebelumnya dalam Alkitab. Injil Yohanes hanya mencatat bahwa dia adalah murid yang tersembunyi dari Tuhan Yesus. Dia adalah anggota dari Sanhedrin, yang sama dengan Nikodemus, dia melihat Tuhan Yesus berbeda sehingga dia terus menerus mempelajari dan memikirkan hal ini. Cara pikir dia berbeda dengan teman-temannya yang lain dalam Sanhedrin. Orang-orang lain dalam Sanhedrin berpikir dari sudut kepentingan manusia, sedangkan Yusuf dari Arimatea menganggap Yesus bukanlah orang biasa. Hanya 2 orang di antara sekian banyak orang dalam Sanhedrin yang mengerti tentang Tuhan Yesus. Yusuf dari Arimatea mengalami situasi yang cukup sulit sebagai orang percaya yang berada di tengah-tengah lingkungan yang melawan, tetapi imannya tidak goyah. 

Yusuf dari Arimatea tersimpan/ ditutup oleh Tuhan sampai pada satu waktu di mana dia harus muncul. Dia harus muncul pada waktu harus menghadap Pilatus. Momen ini merupakan momen luar biasa karena tidak ada orang lain yang bisa masuk menghadap Pilatus untuk menyelesaikan penguburan Tuhan Yesus. Allah mempersiapkan Yusuf selama bertahun-tahun untuk momen ini.
 
Sampai hari ini tidaklah ditemukan letak Arimatea. Hal ini menunjukkan bahwa Arimatea bukanlah tempat yang terkenal, bahkan mungkin sangatlah kecil. Alkitab hendak menunjukkan bagaimana Allah membawa Yusuf dari tempat terpencil menuju ke Yerusalem, lalu membangun karir di Yerusalem sampai menjadi anggota Sanhedrin. Untuk menjadi anggota Sanhedrin bukanlah urusan sederhana. Dia haruslah orang Farisi yang terseleksi. Yusuf bukan hanya mencapai puncak dalam karir agama dan politik, melainkan juga dalam hal ekonomi, sehingga dia bisa membuat kuburan batu di tengah kota Yerusalem, yang harga tanahnya sangatlah tinggi. Dalam persiapan yang Tuhan kerjakan atas diri Yusuf, Yusuf sendiri tidaklah menyadari bahwa dia membuat kuburan untuk Tuhan Yesus. Pada saat momen itu tiba, Yusuf baru menyadari bahwa semuanya itu bukanlah untuk dirinya sendiri.
 
Kekuasaan materi/ kekayaan yang dimiliki oleh Yusuf membuat Pilatus maupun anggota Sanhedrin lainnya tidak berani protes/ melawan. Inilah salah satu cara Tuhan. Kita dapat melihat di sepanjang cerita Alkitab bagaimana Tuhan mempersiapkan orang yang hendak dipakai-Nya dalam waktu bertahun-tahun. Semua perlengkapan yang Tuhan berikan kepada manusia, bukanlah untuk kepentingan manusia itu melainkan pada saatnya nanti semuanya harus kembali untuk kepentingan Tuhan. Tuhan sedang memakai anak-anak-Nya, termasuk kita semua.