Minggu, 30 September 2012

Pdt. Benyamin Intan: Iman Bartimeus (1)


Bartimeus mungkin buta sejak lahir. Puluhan tahun dia menunggu suatu kesempatan untuk bisa disembuhkan dan kesempatan itu ialah ketika bertemu dengan Tuhan Yesus. Namun, satu-satunya kesempatan seumur hidup tersebut, ketika ia berteriak, “"Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”, dia begitu kecewa. Pengikut-pengikut Tuhan Yesus, termasuk para murid, menegor dia supaya ia diam dan tidak mengganggu. C.S. Lewis pernah mengatakan, “Penghalang terbesar orang itu datang kepada Tuhan Yesus bukan faktor eksternal, bukan penganiayaan, tetapi faktor internal; orang Kristen itu sendiri, yang menjadi batu sandungan terbesar.”
   
Kenapa Bartimeus ditegor diam oleh para pengikut Tuhan Yesus? William Hendriksen ketika membahas perikop ini, ia mengatakan alasan yang paling utama kenapa Bartimeus ditegor ialah karena status sosial sang pengemis yang buta. Tetapi saya melihat alasan yang lebih utama, yakni karena Bartimeus itu buta.
   
Masyarakat Yahudi itu begitu curiga ketika ada penderitaan, yang mereka anggap ialah karena dosa. Penderitaan memang bisa disebabkan oleh dosa, namun tidak semua penderitaan diakibatkan karena dosa. Penderitaan Tuhan Yesus, Ayub, dan para murid yang mati syahid bukan karena dosa, justru karena tidak kompromi dengan dosa dan menjadi tonggak kebenaran. Bartimeus buta bukan karena dosa dan tidak sadarkah murid Tuhan Yesus bahwa Tuhan berbelas kasihan?
   
Bartimeus buta bukan karena dosa namun setelah ia buta, ia bisa saja mempertanyakan dan menuduh Tuhan. Hal ini tidak terjadi karena Bartimeus memanggil Yesus sebagai Anak Daud. Sebutan “Anak Daud” hanya muncul dua kali dalam Injil Markus, di dalam perikop ini dan ketika Yesus menyebut diri-Nya sendiri sebagai Anak Daud (Mark 12:35).
Apa artinya Yesus sebagai Anak Daud? Pertama, Daud merupakan satu-satunya orang dalam PL yang memiliki pelayanan mengusir Setan. Yesus sebagai Anak Daud bukan hanya mengusir Setan, namun juga menghancurkan kepala Setan. Tujuan utama dari Yesus di dunia ini bukan untuk menyembuhkan orang sakit. Misi Ia yang paling utama adalah menghancurkan kepala Setan, menggenapkan Kej. 3:15.
   
Kedua, Yesus memiliki tiga jabatan; Raja, Imam, dan Nabi. John Calvin merupakan orang yang pertama kali mengkaitkan Yesus di dalam ketiga jabatan ini secara teologis. Calvin mengatakan, sepenting-pentingnya jabatan Yesus sebagai Imam dan Nabi, lebih penting jabatan Yesus sebagai Raja. Yesus menghancurkan kuasa Setan dan mendirikan Kerajaan Allah. Tema kotbah Tuhan Yesus yang paling sentral ialah Kerajaan Allah.